Saham properti yang
sepertinya mengalami tekanan cukup besar dari kenaikan BI rate dan
melemahnya nilai tukar rupiah adalah saham-saham properti yang memiliki
hutang dalam bentuk dolar misalnya Saham ASRI. BI rate pada
level 7.5% sekarang benar-benar membuat sektor properti terpuruk. namun
saham-saham properti yang memiliki fundamental cukup kuat masih mampu
bertahan dari tekanan salah satunya yaitu group ciputra. saham yang
cukup kuat yaitu CTRS dan CTRA. Secara fundamental saham-saham group
Ciputra memiliki hutang yang cukup kecil sehingga melemahnya nilai tukar
rupiah tidak begitu mempengaruhi pendapatan saham-saham group ciputra,
CTRA memiliki DER yang cukup kecil yaitu sebesar 28.55 saham CTRS
memiliki DER yang kecil juga yaitu sebesar 15.23 jika dibandingkan
dengan saham ASRI yang memiliki DER yang cukup besar yaitu 104.27.
Saham-saham yang memiliki DER cukup tinggi pastinya akan sangat
terpengaruh dengan melemahnya nilai tukar rupiah. apalagi yang punya
hutang dalam bentuk mata uang asing. pastinya kena pukulan telak dari
melemahnya rupiah. Sektor properti sekarang sedang terpuruk karena BI
rate yang cukup tinggi tetapi ingat walaupun BI rate sekarang cukup
tinggi bukan sesuatu hal yang tidak bisa berubah. seperti halnya sektor
CPO yang terpuruk tahun kemarin. sektor mining yang terpuruk akhirnya
akan ada waktunya suatu sektor yang terpuruk bangkit. jadi sekarang
adalah waktu yang sangat tepat untuk mulai mengkoleksi sektor properti
yang sedang terpuruk dan sudah turun cukup dalam. Dengan fundamental
indonesia sekarang sektor properti masih layak untuk investasi.
Analisa tehnikal sektor properti.

"Kalau anda bisa
kehilangan uang dalam bentuk emas maka anda bisa kehilangan uang dalam
bentuk apapun, selalu tingkatkan pengetahuan anda"
0 komentar:
Posting Komentar